Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Tony Wenas, Sang "Trouble Shooter": "Problem is My Middle Name"

Gambar
Masa muda Tony Wenas penuh warna-warni. Dia bersekolah di SMA Kanisius Jakarta yang semua muridnya lelaki. Dia sering kabur dari kelas dan sering lolos. Di masa SMA  itu pula, Tony menyalurkan bakat musiknya dengan menghidupkan band Kanisius, dan mengantarkan band SMA itu meraih juara. “Tony Wenas pada masa SMA memang sering kabur dari kelasnya. Penjaga sekolah sering membantu Tony. Anehnya, meski sering  ngabur  dari sekolah, Tony selalu dapat nilai bagus. Suatu kali saya mencoba kabur dari kelas, eh malah tertangkap,” cerita Rhenald Kasali, teman sekelas Tony Wenas di SMA Kanisius dalam peluncuran buku berjudul  Tony Wenas, Chief Entertainment Officer, Work and Fun are Soulmates  di Airman Lounge, Hotel Sultan Jakarta, Sabtu (8/4/2017) malam. Buku yang ditulis Robert Adhi Ksp itu, diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama. MC acara malam itu, Lilo KLA Project, mengocok perut sekitar 250 orang yang hadir dengan  joke-joke  khasnya.  Acara pelunc...

Serpong, dari Hutan Menjadi Kota Baru

Gambar
ROBERT ADHI KSP Sebelum tahun 1989, Serpong hanya semak belukar dan hamparan hutan karet yang tidak produktif lagi. Nama Serpong disebut jika ada peringatan Pertempuran Lengkong setiap Januari dan pada saat Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) diresmikan tahun 1984. Tahun 1986, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat (saat itu) Dr Ateng Syafrudin menyatakan, Serpong akan dikembangkan menjadi kawasan permukiman dan kota baru untuk menyangga beban Jakarta yang makin padat. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat membentuk konsorsium real estat yang diketuai Menteri Negara Urusan Perumahan Rakyat. Sebelas real estat yang bergabung dalam Bumi Serpong Damai membuat perencanaan bersama mengembangkan 6.000 hektar tanah menjadi permukiman baru, juga mengatasi masalah tak tersambungnya perencanaan antarpengembang dalam pembangunan jalan dan drainase. Serpong sebelum 1989 merupakan hamparan hutan karet yang sangat luas. Kebun karet seluas 1.131 ...

Tony Wenas, Chief Entertainment Officer

Gambar
Chief Entertainment Officer.  Julukan ini sangat pas diberikan kepada Tony Wenas, yang sehari-harinya menjabat Chief Executive Officer atau CEO PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) dan Managing Director APRIL Group. Mulai 1 Maret 2017, Tony kembali ke PT Freeport Indonesia. “Menyanyi adalah pekerjaan utama Tony, dan CEO pekerjaan sampingannya,” demikian banyak sahabat dan koleganya menggambarkan diri Tony Wenas saat ini. Julukan Chief Entertainment Officer keluar dari mulut Nico Kanter, Presiden Direktur dan CEO PT VALE Indonesia, yang juga sepupu Tony. Nico yang menjadi teman main Tony sejak kecil, tahu persis siapa Tony. Nico Kanter dan kakaknya, Johnny Kanter, serta semua kakak adik Tony Wenas terkagum-kagum dan mengakui betapa Tony seorang genius sejak kecil. Pada usia 4 tahun, Tony sudah mampu menyanyikan lagu orang dewasa, yang saat itu sedang populer, “Ten Guitars”, yang awalnya dibawakan penyanyi Inggris Engelbert Humperdinck pada 1967. Pada usia 13 tahun...